Keponggahan bulan sabit begitu tajam
bagai pisau bawang menghiris kalbu
kepitan dua dunia bersatu
melangsingkan kepalaku
membuat biji mataku berlinang
membasahi seluruh batu bertulis
yang baru mendongak dari bumi
Sesepi itu aku merangkaki sunyi
tangan dan kakiku terikat hidung malam
seperti belalai cinta anak ingusan
berdiri atau duduk perutku terseruduk
oleh sapi kelaparan di perutku
Ranting putih berambut malam
hanya khiasan belaka
dari sekian kelakar anak mata
menggaruk hati hampa
agar lena memupuk jaga
di antara tumpukan jam dinding
yang cekung merinding.