Cincin Berkarat

cincin berkarat, bertahtakan jeramikah engkau?
waktu tersenyum memapah wujud cintamu...

sudah terbenahi rupanya jubah kelam di waktu muda
saat menagis di kepungan dan tersesat mencari singgah...

cincin berkarat melingkar kian berkilau,
beradu manis ampas kopi yang tersaji
dimalam kamu menangis
kucarikan taksi mengantarmu pulang

sangat lama masa-masa itu terkunci 
dibalik resleting celana atau jaket kulitmu,
segan menjamah atau sengaja kau biarkan agar lekang...

aku tau kamu lelah kebiri jati diri,
kamu bosan hirup aroma pesing kencing kuda,
dan mulai jengah hantam dinding [senggama yang hipertensikan jiwa...

kenapa harus sembunyi waktu kudobrak pintu itu!!
kenapa harus berlari saat kuberai rantai itu!!
kenapa harus takut saat dunia kolot kumaki dan kududuki!!
kenapa..dan kenapa!!

tapi ya sudahlah...
waktu telah lama berlalu
kait telah dilepas dan kapal mulai berlayar
kubiarkan nama dan hangatmu abadi disini
di waktu yang singgah di tiap fajar,
dimusim yang indah saat para demonstran bersuara,
dan dijamannya para firaun berkedok mengaku nabi...
sementara kamu...
mencoba menengok jendela tanpa busana layangkan senyum manis nan indah tapi berkarat...


2008